Jangan Seperti Lilin

205

Oleh Ust Abdullah Al-Jirani

Salah satu resep agar dakwah kita mudah diterima oleh orang lain, hendaknya kita menjadi orang yang pertama kali dalam mengamalkan apa yang kita dakwahkan. Baik dalam melaksanakan perintah ataupun dalam meninggalkan larangan. Jangan sampai kebalikannya, antara ucapan dan realita kita bertolak belakang.

Alloh berfirman :

وَمَا أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَى مَا أَنْهَاكُمْ عَنْهُ

“Dan aku ( Nabu Hud  ) tidak ingin menyelisihi kalian kepada apa yang aku telah melarang kalian darinya”. [ QS. Hud : 88 ].

Sebagian salaf berkata :

إِذَا أَرَدْتَ أَنْ يُقْبَلَ مِنْكَ الْأَمْرُ وَالنَّهْيُ فَإِذَا أَمَرْتَ بِشَيْءٍ فَكُنْ أَوَّلَ الْفَاعِلِينَ لَهُ الْمُؤْتَمِرِينَ بِهِ، وَإِذَا نَهَيْتَ عَنْ شَيْءٍ فَكُنْ أَوَّلَ الْمُنْتَهِينَ عَنْهُ

“Apabila kamu ingin diterima perintah dan larangan darimu, maka apabila kamu memerintahkan sesuatu, jadilah orang pertama yang melakukannya dan diperintah dengannya. Dan apabila kamu melarang dari sesuatu, jadilah orang pertama yang meninggalkannya”

Kenapa demikian ? Karena jiwa, secara asal penciptaannya tidak mau menerima suatu ucapan, dimana orang yang mengucapkannya tidak mengamalkannya dan tidak mengambil manfaat darinya sedikitpun. Sebagaimana seorang dokter yang memberikan resep obat kepada seorang pasien. Tapi dia sendiri tidak menghiraukan dan memandang sebelah mata kepada obat yang dia resepkan kepada pasiennya. Mungkinkah pasien itu akan membeli dan meminum obat tersebut ?

Simak juga  Zinnirah, Memilih Buta Demi Mempertahankan Aqidah

Janganlah kita menjadi lilin. Dia ingin menerangi orang lain, akan tetapi dirinya sendiri habis terbakar. Diriwayatkan dari Jundub –rodhiallaohu ‘anhu- beliau berkata, Rosulullah-shollallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda :

مَثَلُ الْعَالِمِ الَّذِي يُعَلِّمُ النَّاسَ الْخَيْرَ ويَنْسَى نَفْسَهُ كَمَثَلِ السِّرَاجِ يُضِيءُ لِلنَّاسِ ويَحْرِقُ نَفْسَهُ

“Permisalan seorang alim yang mengajarkan kebaikan kepada manusia dan melupakan dirinya, sebagaimana lilin, dia menerangi manusia akan tetapi membakar dirinya sendiri”. [ Mu’jamul Kabir Karya Ath-Thobroni : 2/165, Az-Zuhud karya Abu Dawud : 377, Ahad wal Matsani karya Ibnu Abi Ashim : 2314, Iqtidhoul ilmi wal amal karya Al-Khothib Al-Baghdadi : 1/49 dan selainnya ].

Semoga kita semua diberikan taufiq oleh Alloh dalam menjalankan agama yang mulia ini dan mengelompokkan kita ke dalam barisan orang-orang yang Dia cintai dan Dia ridhoi. Barokallohu fiikum.

■Catatan : Disadur dan dialihbahasan dengan sedikit tambahan faedah serta takhrij hadits ( referensi hadits ) dari kitab : “Lamawi’ul Anwar Al-Bahiyyah wa Sawathiul Asrar Al-Atsariyyah li Syarhi Durrotul Mudhiyyah fi Aqidatil Firqotul Mardhiyyah” karya Al-Imam Al-Khothib Al-Baghdadi –rohimahullah- ( wafat : 1188 H ) hal : 2/431

Simak juga  Tiga Panglima Syahid di Perang Mu’tah

Comments

comments