Oleh: Ahyani Billah.
Romadhon segera tiba, sobat. Secara fikri, kita bersiap dengan membaca ulang materi ke-Romadhonan, kaji ulang youtube para asatidzah, ikuti acara-acara tarhib Romadhon. Secara jasadi, jalani shaum sunnah, menjaga pola makan, dan olah raga tipis-tipis, juga mempersiapkan menu sahur dan ifthar untuk semua anggota keluarga. Ditambah mantap dengan persiapan ruhi latihan melazimkan tilawah, pengkondisian mental, serta tazkiyatunnafs. Setelah persiapan fikriyah, jasadiyah, dan ruhiyah yang kita lakukan, setidaknya ada beberapa poin tambahan ini yang secara pribadi menyemangati diri saya dan mudah-mudahan kita semua.
A. Ketika Allah beri kesempatan sekali lagi bertemu Romadhon dan banyak beramal ibadah (Mimpi Tholhah ra)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: كَانَ رَجُلَانِ مِنْ بَلِيٍّ حَيٌّ مِنْ قُضَاعَةَ أَسْلَمَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَاسْتُشْهِدَ أَحَدُهُمَا، وَأُخِّرَ الْآخَرُ سَنَةً، قَالَ طَلْحَةُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ: فَأُرِيتُ الْجَنَّةَ، فَرَأَيْتُ الْمُؤَخَّرَ مِنْهُمَا، أُدْخِلَ قَبْلَ الشَّهِيدِ، فَتَعَجَّبْتُ لِذَلِكَ، فَأَصْبَحْتُ، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَوْ ذُكِرَ ذَلِكَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَلَيْسَ قَدْ صَامَ بَعْدَهُ رَمَضَانَ، وَصَلَّى سِتَّةَ آلَافِ رَكْعَةٍ، أَوْ كَذَا وَكَذَا رَكْعَةً صَلَاةَ السَّنَةِ؟» مسند أحمد مخرجا (14/ 126)
Artinya,
“Dari Abu Hurairah ia berkata: “Ada dua orang laki-laki dari Baliy dari kabilah Quḍā’ah yang masuk Islam di depan Rasulullah ﷺ. Salah satu dari keduanya mati syahid dahulu, sedangkan seorang lagi masih hidup dan wafat setahun sesudahnya. Ṭalḥah bin Ubaidillah berkata: “Maka aku diperlihatkan surga dalam mimpi, aku melihat orang terakhir dari keduanya dimasukkan ke dalam surga lebih dahulu dari yang pertama hingga membuatku heran, dan ketika pagi hari aku menceritakan hal itu -atau hal itu diceritakan- pada Rasulullah ﷺ. Beliau pun Bersabda: “Bukankah yang wafat belakangan itu berpuasa Ramadan dan mengerjakan salat enam ribu rakaat atau sekian dan sekian rakaat salat dalam waktu satu tahun?” (H.R. Ahmad)
Sob, betapa indah kita merenungi hadits ini, sahabat yang meninggal kemudian, bisa melebihi kemuliaan sahabat yang syahid, yang sebenarnya sudah mendapat jaminan surga. Dengan sebab apa? Dengan sebab bertemu Romadhon sekali lagi, dengan sebab lebih banyaknya kesempatan beramal ibadah yang yang dia peroleh. Semoga Allah sempatkan kita berjumpa Romadhon tahun ini.
B. Al Quran itu mulia dan membuat mulia siapapun atau apapun yang berkaitan dengannya.. Muhammad SAW, Jibril AS, dan bulan Romadhon. Bahkan kitapun bisa dimuliakan tersebab Al Quran.
Karena ia juga mengangkat kedudukan kaum yang mengambil manfaat darinya dan merendahkan kaum yang mengabaikannya.
إن الله يرفع بهذا الكتاب أقواما، ويضع به آخرين
“Sesungguhnya Allah meninggikan derajat suatu kaum (dengan sebab berpegang teguh terhadap Kitab ini (Al-Qur’an)) dan merendahkan kaum lainnya (dengan sebab menelantarkan Kitab ini) ” (HR. Imam Muslim).
Jangan sampai terjatuh dalam permisalan Allah dalam QS 62:5 yaitu sebagai keledai-keledai pembawa buku tebal. Membebani dan tidak memberi manfaat.
Hayu kita hidupkan Romadhon dengan memperbanyak interaksi dengan Al Quran.
C. Romadhon, momen tepat menetapkan habit yang baik..
Penelitian tentang merubah habit menyatakan bahwa ternyata perubahan habit tergantung banyak faktor dan tidak ada waktu yang secara tepat bisa membuat habit jadi menetap. Tapi, rata-rata aktivitas ringan yang konsisten dilakukan tanpa gangguan bisa menjadi habit dalam satu bulan.
Tinggal kita yang kemudian menentukan sejak awal, habit apa yang ingin kita perbarukan, tingkatkan, atau hilangkan. Habit merutinkan bersyukur kepada Allah kah? habit dzikir pagi-petangkah? Habit tadabbur tiap pagi kah? Habit mengurangi teriakan di dalam rumah kah? sampai habit memuji pasangan kita tiap hari satu pujian kah?
Kita yang bisa mengukur, kita yang tahu diri kita..
Let’s create good habit, gaeees.. And make this moment of Romadhon as the starting point..
D. Hendaknya kita memilih memiliki mental pemenang dan menjadi green flag di bulan Romadhon. Karena Allah sudah menetapkan orang-orang mu’min, yaitu para pendukung Allah, menjadi muflihun (orang-orang yang sukses). Jadi, hidupnya orang mu’min selalu penuh PD, al iltizam/ komitmen pada tujuan, attafaul/ penuh optimisme, attawazun/ seimbang, serta gemar bersyukur.
Pun ketika menghadapi bulan Romadhon. Ibarat berada dalam perlombaan, seorang atlit akan menjaga _pace_ dirinya sejak awal dan mengerahkan segenap kemampuannya menjelang _finish_. Jaga _pace_ ibadah kita secara stabil, dan semangat meraih sukses taqwa di _finish_ Romadhon dan tidak menyesali ending karena kurangnya optimalisasi amal.
رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ – أَوْ بَعُدَ – دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ
“Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni.” (HR. Ahmad)
Bismillah.. Smangat!! Saling mengingatkan yaaaa..
Nah, empat hal ini mudah-mudahan bisa menjadi catatan motivasi tambahan untuk lebih happy dan enjoy di bulan Romadhon. Kita singkat saja menjadi KAHM (Kesempatan, Al Quran, Habit, dan Menang). Well, lets enjoy our Romadhon and bring our best to the last.
Jangan lupa istighfar (minta ampun ke Allah), supaya Allah hancurkan perisai dosa yang menghalangi hidayah untuk kita. Haturkan pula isti’adzah (minta perlindungan dari Allah) atas gangguan-gangguan internal maupun eksternal, yang bisa melemahkan diri ini dalam optimalisasi ibadah. Dan tidak lupa isti’anah (minta tolong ke Allah), karena Allahlah yang akan memudahkan kita dan menggerakkan diri kita dalam beribadah dan dalam menikmati lezatnya beribadah. اللَّهُمَّ أَعِنا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
اللهم سلمنا لرمضان و سلم رمضان لنا وتسلمه منا متقبلا
Ahyani Billah
Kab. Tasikmalaya, 27 Februari 2025